Sports

Impian Sang Perantau

Ijazah SMP tlah didapatkannya, melewati 3 tahun hidupnya dengan segala lika-liku yang dihadapinya, apalagi waktu-waktu Smp, tempat dimana seorang anak-anak mulai tumbuh menjadi seorang remaja dan mulai tertarik dengan lawan jenisnya dan ada juga yang mulai mencoba-coba

kegamanganpun menghampiri dirinya, sebut saja namanya Arif. Impiannya untuk belajar di Jakarta seakan samar-samar dengan kondisi hidupnya. Ia hanya orang miskin yang hanya bisa mencukupi kebutuhan perutnya saja, akan tetapi, motivasi dirinya mengalahkan kondisi hidup yang menimpanya dan sejak kelas 7 SMP ia memang sudah bekerja sendiri menjadi pedagang asongan di sekitar terminal di daerah Banyuwangi untuk mewujudkan impiannya itu. Dan mungkin kali ini mimpinya akan tercapai

Dengan restu orangtuanya dan hasil jerih payahnya. Berangkatlah Arif ke Jakarta dengan mengendarai bis. Banyuwangi-Jakarta memnag jarak yang jauh, tapi wejangan dari guru ngajinya membuatnya tak gentar untuk terus meneruskan belajar di Jakarta. Ttapi pada saat di pertengahan jalan batinnya bergejolak dan kegalauannya kembali datang
“mau tinggal dimana aku?? sedangkan aku tidak punya teman maupun saudara disana”gumamnya

* * * *

Sampailah ia di terminal pulo gadung. Destinasi awal kepergian Arif dari Banyuwangi ke ibukota ini, tiba-tiba kegamangannya yang ia pikirkan memang terjadi, dia tidak tau apa-apa, tak mengenal siapa-siapa, dan tidak mengerti bagaimana perilaku orang-orang kota, dan semuanya bersatu ketika ia melihat ramai dan panasnya Jakarta, dengan nekat Arif pun berjalan tanpa arah mencari tempat bernaung dari panasnya matahari dan gelapnya malam, tapi tak satupun tempat yang pas untuk disinggahi dan ditinggali, dan malam itu terpaksa ia menginap di emperan masjid

Sudah seminggu semenjak Arif berangkat dari Banyuwangi dan kini uangnya pun tlah menipis, hanya ada uang 20ribu yang tersisa, ia pun memutarbalikan otaknyauntuk memenuhi kebutuhan hidupnya di kota yang termat kejam ini, seketika itu ia teringat kenangannya ketika ia mengumpulkan uang untuk bisa sampai sini dan ia memutuskan untuk menjadi pedagang asongan sekitar terminal pulo gadung
“mungkin aku akan mencari uang barang setahun tapi pasti aku akan bisa belajar juga”gumamnya memotivasi diri

Sehari berganti minggu,seminggu pun berubah menjadi sebulan, dan kini Arif tlah 3 bulan menjadi pedagang asongan di Jakarta. Walaupun ini bukan pertama kalinya ia menjadi pedagang asongan tapi suasana Jakarta sangatlah berbeda daripada Banyuwangi. Banyuwangi lebih sejuk dan indah daripada Jakarta yang kadang terlihat kumuh, ramai dan suasananya yang sangat panas, persaingan dikota ini pun lebih banyak dan menantang. Sering kali ia tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang ia targetkan dalam sehari . Dan suatu ketika di hari minggu Ia mulai memperluas daerah dagangnya yang semula hanya di sekitar terminal ke daerah pkl yang agak jauh dari terminal, saat itu ia melihat tempat yang amat ia impikan dari perantauannya kesini yaitu SMA, sedetik itu juga timbul hasrat di dirinya untuk masuk ke sekolah itu. Namun apalah daya ia hanya seorang perantau yang miskin dan tidak memiliki apa-apadan tak mengenal siapa-siapa disini

Setelah kejadian itu hasratnya smakin menggebu-gebu untuk masuk sekolah itu, dan ia semakin sering untuk sekedar mengelilingi dan berkhayal seakan akan ia sudah belajar disana. Hal ini terus dilakukannya hingga datang masa pendaftaran siswa baru

* * * *

Tak mempunyai uang tak membuatnya pantang semangat untuk masuk ke SMA ini. Ia mulai mencoba mendekati satpam yang ada di sekolah itu . Dan mungkin satpam itu telah mengenal Arif karena seringnya ia melihat-lihat tempat itu. Dengan mengumpulkan segala keberaniannya ia bertanya pada satpam tersebut
“pak, disini ada penerimaan buat orang yang tidak mampu gak??”ujar Arif
“owh.. saya kurang tau dek coba saja dah lain kali”jawabnya
berkali-kali ia bertanya pada hansip itu agar ia bisa masuk ke sekolah ini dan untuk yang ke 10 kalinya akhirnya bapak tersebut mulai memberikan titik terang baginya
“kemarin, saya sudah bicara dengan kepala sekolah katanya ada tapi ada syaratnya juga kamu mau atau tidak?”
“ya pak sangat siap”
“ya sudah, besok kamu datang lagi kesini, nanti bapa antarkan kamu ke kepala sekolah”
dengan perasaan senang ia pun kembali ke tempat berteduhnya menunggu dan berkhayal akan masuk sekolah dan belajar disana

Esoknya ia berangkat ke sekolah dengan membawa selembar ijazah dan skhun yang dibawanya dalam selembar map. Di ijazahnya nilai Arif memang sangat tinggi yaitu dengan rata-rata 38. Arif ketika SMP memang sangat pintar bahkan ia sempat memenangi olimpiade MIPA se-kabupaten Banyuwangi . Sesampainnya disana ia diantarkan oleh satpam yang kenal dengannya ke kantor kepala sekolah
“kamu serius ingin masuk sekolah ini” tanya kepala sekolah tersebut
“ya, apapun syaratnya pak” Jawab si Arif
It's Me
“kalu begitu kamu boleh masuk sekolah ini dengan syarat kamu harus menjadi cleaning service disini dan kamu boleh tinggal di gudang sekolah ini”
“makasih pak atas semuanya'

Arif pun beranjak dari kursinya dan bersiap-siap membereskan semuanya untuk dibawa ke sekolah yang akan ia huni sebentar lagi. Rasa senang pun sudah pasti menghampirinya dan do’anya setiap hari pun akhirnya dikabul juga oleh Allah swt.

* * * *


2 Tahun 7 Bulan tlah berlalu semenjak Arif di terima di sekolah ini dan kini ia telah menduduki jabatan ketua OSIS di sekolahnya dan menjadi siswa berperstasi di sekolahnya . Dan di suatu malam di gudangnya yang terlihat rapih semenjak kehadiran Arif ia bermunajat pada Allah
“Ya Allah, Kau menjadikanku seperti ini berkatMu, ku bisa masuk kesekolah ini dan menjadi siswa yang berprestasijuga karena karuniaMu , oleh karena itu ya Allah hamba sangat bersyukur padaMu atas segala limpahan karuniamu”

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Impian Sang Perantau"

Posting Komentar